baik,
aku harus cerita sekarang..
mohon hanya dengar tanpa komentar :)
aku sudah hampir 4 tahun menjalani hubungan yang menurutku serius yang orang lain biasa bilang pacaran.
Aku dan dia, lelaki yang dulu pernah jadi teman.
Menjalani hari-hari "pendekatan" dengan normal seperti pasangan lainnya, menjalani fase-fase berikutnya.
Melalui hari yang tak melulu bahagia.
Kadang aku jadi alasannya marah, kadang dia jadi alasanku sedih.
Tapi tidak jarang kami menjadi alasan untuk masing-masing bahagia:)
Selama ini aku rasa tidak ada masalah besar yang bisa membuatku hampir menyerah, hampir saja menyerah.
Sampai pada akhirnya, atau mungkin sudah saatnya kami harus merasakan itu, rassa yang hampir membuat segalanya berhenti. Rasa yang hampir membuat semua berubah. Rasa yang bisa membuat telinga tak lagi mendengar, rasa yang bisa merubah mata seketika tak bisa melihat jelas.
Sebulan yang lalu, atau mungkin jauh dari satu bulan yang lalu aku sudah ditipu.
Ditipu lelaki yang aku sangat percaya, ditipu lelaki yang aku titipkan percaya lebi besar dibanding lelaki yang lain. Dibohongi oleh seorang yang aku anggap tidak akan tega membohongi aku, pasti taulah bagaimana pahitnya :')
Akhir bulan Mei 2014, mungkin sekitar tanggal 24 Mei 2014.
Dia kecelakaan dengan korban meninggal usia 2 tahun, tidak sengaja ditabraknya mungkin karena terlalu cepat melaju.
Mengikuti peraturan dan hukum yang berlaku, dia ditahan cukup lama sekitar 4 pekan.
Selama dia tertahan, aku hanya bisa berdoa hanya bisa menangis, support dengan kemampuan yg maksimal tapi tidak berlebihan.
Posisi kami yang jauh dengan keadaan yang seperti itu, tenttu saja jika aku jadi dia pastilah butuh perhatian lebih dari seorang spesial yang selalu dinanti telepon atau smsnya.
Aku pikir seorang spesial itu hanya aku.
Ya, benar saja aku hanya berpikir positif jika orang spesial itu hanya aku.
tanpa akau sadari bahwa lelaki, dengan hubungan beda pulau dan beda proopinsi bisa saja cepat berpaling jika ada wanita yang lebih super duper lebih perhatian ;')
tau bagaimana rasanya??
semakin hari aku melewati dengan selalu berusaha erpikir positif tanpa ada curiga sedikitpun.
Dan semakin hari, saat semakin dekat dengan keluarnya dia dari tahanan, mulai ada yang dirasa aneh.
Ada yang tiba-tiba muncul.
Tiba-tiba mengikuti hari-hari di akun sosial yang aku punya.
Tiba-tiba muncul di list ucapan terima kasih keluarganya, padahal aku saja tidak termasuk ke dalam list tersebut, bagaimana rasanya??jangan ditanya :')
masih coba berpikir positif, sampai akhirnya wanita itu mampir di salah satu akun sosialnya dan meninggalkan komentar yang...wah, luar biasa spsial.
Akhirnya aku dengan jelas dan menguatkan hati, bertanya tentang siapa, tentang maksud, dan hampir tentang semuanya mengenai kemunculan wanita yang sebenarnya tidak ada sangkut paut dengan kehidupanku, aku kenal saja sama sekali tidak :)
Dan sampailah pada waktu dimana aku rasa, ini sudah waktunya.
Waktu dimana semua sudah selesai.
Selama ditahanan, wanita itu yang slalu ada, dengan segala bantuan materi, tenaga, pikiran, waktu bahkan perhatian..yang sampai melebihi aku yg aku pikir selama ini spesial.
Ternyata aku bukan, bukan sespesial yang kau pikirkan :)
Tau rasanya bagaimana?
tidak perlu tahu...cukup aku saja..
berkali-kali aku minta hubungan ini selesai, dan dia lelaki itu tidak mau hubungan kami selesai.
Dan dia juga ingin mempertahankan hubungan baiknya dengan wanita itu.
aku merasa selama ini berhubungan dengan Banci!
Wanita itu dianggap berjasa sekali dalam hidupnya, sampai-sampai lelaki itu dibuat seperti "kerbau"
Semua aku rasa berubah, ya pasti berubah...
kadar kepercayaan berkurang dan curiga pastilah meningkat.
Aku bertahan.
Dengan rasa pahit yang aku anggap obat, aku bertahan.
niat baik awal hubungan aku anggap alasan untuk bertahan.
Tau dimana logika?tau dimana hati saat-saat itu?
Aku masing ingat Tuhan, masih ingat Allah..andai tidak, entahlah...
Aku bertahan, karena lelaki itu juga ingin bertahan.
Aku coba mengerti posisi kami bertiga.
Mengerti posisi aku jika jadi mereka.
dan tetap luka,
sekarang aku melewati masa itu, dengan tetap tidak percaya
dengan penuh curiga
dan tetap pahit
Sulit mempercayai lagi, karena percayaku sudah habis untuknya diperiode pertama
jika sekali lagi hilang, mungkin aku juga akan hilang
dalam hidupnya, dalam percayanya aku hilang :')
aku masih ingin cerita, tapi sudahlah besok aku tulis lagi sambungan curahan kegalauan ini.
Kali ini anggap aku sedang emosi, besok aku tulis dengan yang lebih berisi.
Tentang aku dan dia, dari sisi masing-masing tapi tetap menurut pemikiran ku.
Karena aku selalu saja 'EGOIS' :))